Senin, 26 Januari 2009
Ngomongin SBY
Sore itu , ngobrol sama temen topiknya kantung mata Pak SBY
"Kalo emang dia (SBY) menjalankan fungsinya dengan baik sebagai presiden harusnya nggak usah pusing mikirin negara Dent, dia kan bisa nunjuk orang-orang pinter disekelilingnya untuk nglakuin hal itu. Ahli ekonomi, ahli politik, ahli sosial...tinggal kasih report ke dia, baru lah dia yang mutusin."
"Nah, emang memutuskannya itu nggak pusing ?? Ya gara2 bikin keputusan itu makanya matanya ngantung!"
Dan kami pun tertawa.
Tapi emang bener sih kata temen gw itu , setuju banget sob. Sebetulnya dikantor gw juga begitu, dengan sedikit mengambil manfaat dari kedudukan + 2 sub ordinate, urusan target dan kerjaan jadi gw bawa nyantai dan kadang terkesan go woth the flow :) Nggak baik juga sih untuk motivasi temen2. Apalagi anak kemaren sore kayak gw belum saatnya main perintah. Tapi dari awal juga sudah kutanamkan dalam diriku dan diri teman-temanku...bekerja itu harus menjadi sesuatu yang menyenangkan, otherwise, you will spent 8 hours of your day in hell. Big no no for me and my team (ceile ...team ? orang cuma bertiga juga??? ). Well, bukankah mencintai sesuatu yang menyenangkan jauh lebih mudah dari pada mencintai sesuatu yang tidak menyenangkan?
Justru disinilah seninya memimpin , get things done by others dan lead by model adalah dua cara yang bisa gw terapkan selama 1 thn kerja. 2 sub ordinate gw sekarang jauh lebih tua dan lebih senior dari gw. Secara pengalaman , mereka jelas lebih jago. But as a decision maker with strategic thinking, gw HARUS diatas mereka. Nggak bisa ngambil keputusan hanya dari satu sisi, nggk bisa memutuskan hanya demi satu kepentingan. Seandainya bisa begitu, nggak akan ada yang namanya great leader. Pengalaman memang mengasah keterampilan seseorang untuk semakin ahli dalam mengambil keputusan atas sebuah sitkon yang ada. Practice make perfect, dan dalam hal mengambil keputusan di kantor, semakin gw dihadapkan pada sebuah sitkon yang rumit, justru semakin enjoy gw berada dalam sitkon tersebut. Mengenali permasalahan yang ada, identifikasi, lalu memutuskan pilihan mana yang paling tepat dan baik untuk semua pihak .
Kelihatannya gampang ya ? cuma teori. Tapi kenyataannya, cukup membuat kantung mata pak SBY dan lingkaran hitam dibawah mata gw tampak jelas, bukti bahwa mengambil keputusan bukan perkara yang mudah.
Kembali ke obrolan gw ....
"Jadi Dent, kantung mata SBY itu bukan karena dia dia nggak tidur karena mikir negara!"
"Trus karena apa dong?"
" Karena dia kebanyakan tidur, udah kebanyakan yang mikirin negara buat dia!"
"Kalo emang dia (SBY) menjalankan fungsinya dengan baik sebagai presiden harusnya nggak usah pusing mikirin negara Dent, dia kan bisa nunjuk orang-orang pinter disekelilingnya untuk nglakuin hal itu. Ahli ekonomi, ahli politik, ahli sosial...tinggal kasih report ke dia, baru lah dia yang mutusin."
"Nah, emang memutuskannya itu nggak pusing ?? Ya gara2 bikin keputusan itu makanya matanya ngantung!"
Dan kami pun tertawa.
Tapi emang bener sih kata temen gw itu , setuju banget sob. Sebetulnya dikantor gw juga begitu, dengan sedikit mengambil manfaat dari kedudukan + 2 sub ordinate, urusan target dan kerjaan jadi gw bawa nyantai dan kadang terkesan go woth the flow :) Nggak baik juga sih untuk motivasi temen2. Apalagi anak kemaren sore kayak gw belum saatnya main perintah. Tapi dari awal juga sudah kutanamkan dalam diriku dan diri teman-temanku...bekerja itu harus menjadi sesuatu yang menyenangkan, otherwise, you will spent 8 hours of your day in hell. Big no no for me and my team (ceile ...team ? orang cuma bertiga juga??? ). Well, bukankah mencintai sesuatu yang menyenangkan jauh lebih mudah dari pada mencintai sesuatu yang tidak menyenangkan?
Justru disinilah seninya memimpin , get things done by others dan lead by model adalah dua cara yang bisa gw terapkan selama 1 thn kerja. 2 sub ordinate gw sekarang jauh lebih tua dan lebih senior dari gw. Secara pengalaman , mereka jelas lebih jago. But as a decision maker with strategic thinking, gw HARUS diatas mereka. Nggak bisa ngambil keputusan hanya dari satu sisi, nggk bisa memutuskan hanya demi satu kepentingan. Seandainya bisa begitu, nggak akan ada yang namanya great leader. Pengalaman memang mengasah keterampilan seseorang untuk semakin ahli dalam mengambil keputusan atas sebuah sitkon yang ada. Practice make perfect, dan dalam hal mengambil keputusan di kantor, semakin gw dihadapkan pada sebuah sitkon yang rumit, justru semakin enjoy gw berada dalam sitkon tersebut. Mengenali permasalahan yang ada, identifikasi, lalu memutuskan pilihan mana yang paling tepat dan baik untuk semua pihak .
Kelihatannya gampang ya ? cuma teori. Tapi kenyataannya, cukup membuat kantung mata pak SBY dan lingkaran hitam dibawah mata gw tampak jelas, bukti bahwa mengambil keputusan bukan perkara yang mudah.
Kembali ke obrolan gw ....
"Jadi Dent, kantung mata SBY itu bukan karena dia dia nggak tidur karena mikir negara!"
"Trus karena apa dong?"
" Karena dia kebanyakan tidur, udah kebanyakan yang mikirin negara buat dia!"
Minggu, 25 Januari 2009
Jason Mraz
Tepat disaat gw kehabisan ticket Jason Mraz di Javajazz 09, gw mendapati mama goyang badan waktu denger I'm Yours di MTV...ternyata dia juga suka Jason Mraz...*crap*
Sabtu, 17 Januari 2009
Jalan sore with my super funny mama
Sore ini gw n nyokap punya kesempatan untuk jalan-jalan sore, cari keringet, cari kesibukan, dari pada makan mulu.... yeah, you name it. Sekedar ke all fresh beli buah , nyambung ke Hero beli sabun.
It's not abaut the stuff, it's about the time that we spent.
Nggak banyak yang bisa kami omongin, sekedar obrolan santai soal jaga kesehatan dan perkembangan rumah di Cibubur. Sepanjang perjalanan dia kelihatan enjoy banget bercerita ke gw. Apa mungkin karena sekarang mama mulai berubah ya? Tau nggak, mama sekarang jadi super duper lucu dan menyenangkan (kebanyakan bergaul sama Nia yang "anak manis" dan lucu? mungkin aja) . Disatu sisi, dia masih layak dijuluki super mom. Tapi ada satu sisi lainya yang semakin kesini, semakin keliatan jelas bahwa yaaa she's a grandnanny wannabe... . Mama keliatan makin santai dalam menjalani hari-hari ini, dia makin 'lepas membimbing' gw dan konsentrasinya mulai pindah ke Nia. Gw seneng sama hal ini, positif buat kami semua. Yang paling gw suka adalah mama sekarang sering banget ketawa, every minute every second. Semua hal dikomentarin, semua hal diketawain, dan semua hal dianggap "it is life, ya inilah yang namanya hidup".
Kembali ke acara jalan-jalan sore...
Mama tadi nggak banyak ngomong, dia banyak tertawa, termasuk salah satunya mentertawakan dirinya sendiri yang sudah makin tua dan makin nggak nyambung. Hehehe, masak tadi dia bilang gini,
"Denta, penyakit ginjal dan AIDS itu disebabkan oleh virus dari satu rumpun ya? kayak orang Indonesia dan orang Malaysia, satu rumpun Melayu?"
Kontan aja gw mlengos sambil ngernyit denger pertanyaan mama. "He? maksud mama?" ,
"Nggak ada maksud apa-apa, nanya aja, hehehehe" Mama tertawa, dan matanya jadi sipit kalau sedang tertawa.
Setrum-setrum kecil nggak nyambung yang kayak gini ini makin lama jadi makin gw pahami sebagai bentuk, pengen diperhatiin. Ada yang bilang, orang tua itu bisa jadi kayak anak kecil lagi seriring dengan berjalannya waktu, dan itu memang bener. Kalo lagi sama Nia, gw jadi nggak bisa ngebedain , mana yang 'bertingkah' layaknya seorang anak kecil. Karena mereka berdua sama-sama bertingkah demikian, n i love my mom even more because of dat.
Oh my Gosh...mama ku ini bener2 lucu setengah mati...did I just said that? ^_^
It's not abaut the stuff, it's about the time that we spent.
Nggak banyak yang bisa kami omongin, sekedar obrolan santai soal jaga kesehatan dan perkembangan rumah di Cibubur. Sepanjang perjalanan dia kelihatan enjoy banget bercerita ke gw. Apa mungkin karena sekarang mama mulai berubah ya? Tau nggak, mama sekarang jadi super duper lucu dan menyenangkan (kebanyakan bergaul sama Nia yang "anak manis" dan lucu? mungkin aja) . Disatu sisi, dia masih layak dijuluki super mom. Tapi ada satu sisi lainya yang semakin kesini, semakin keliatan jelas bahwa yaaa she's a grandnanny wannabe... . Mama keliatan makin santai dalam menjalani hari-hari ini, dia makin 'lepas membimbing' gw dan konsentrasinya mulai pindah ke Nia. Gw seneng sama hal ini, positif buat kami semua. Yang paling gw suka adalah mama sekarang sering banget ketawa, every minute every second. Semua hal dikomentarin, semua hal diketawain, dan semua hal dianggap "it is life, ya inilah yang namanya hidup".
Kembali ke acara jalan-jalan sore...
Mama tadi nggak banyak ngomong, dia banyak tertawa, termasuk salah satunya mentertawakan dirinya sendiri yang sudah makin tua dan makin nggak nyambung. Hehehe, masak tadi dia bilang gini,
"Denta, penyakit ginjal dan AIDS itu disebabkan oleh virus dari satu rumpun ya? kayak orang Indonesia dan orang Malaysia, satu rumpun Melayu?"
Kontan aja gw mlengos sambil ngernyit denger pertanyaan mama. "He? maksud mama?" ,
"Nggak ada maksud apa-apa, nanya aja, hehehehe" Mama tertawa, dan matanya jadi sipit kalau sedang tertawa.
Setrum-setrum kecil nggak nyambung yang kayak gini ini makin lama jadi makin gw pahami sebagai bentuk, pengen diperhatiin. Ada yang bilang, orang tua itu bisa jadi kayak anak kecil lagi seriring dengan berjalannya waktu, dan itu memang bener. Kalo lagi sama Nia, gw jadi nggak bisa ngebedain , mana yang 'bertingkah' layaknya seorang anak kecil. Karena mereka berdua sama-sama bertingkah demikian, n i love my mom even more because of dat.
Oh my Gosh...mama ku ini bener2 lucu setengah mati...did I just said that? ^_^
Selasa, 06 Januari 2009
Beautiful Distraction
Pppffff...sadar nggak sih kamu itu sudah 2 hari ini bikin aku nggak bisa konsen sama apa pun yg aku lakukan ? Dan sepertinya hari ketiga, keempat, kelima...nggak akan ada bedanya sampe kita ketemu lagi.
Bakalan jadi penantian yang panjang.
Bakalan jadi penantian yang panjang.
Langganan:
Postingan (Atom)