Kamis, 26 Maret 2009

Buat mereka yang sudah lama terjun dan bekerja dalam team dan harus memimpin anak buah…mungkin postingan gw akhir2 ini sounds like an old story yang membawa ingatan masa lalu tentang bagaimana suka-dukanya memimpin diri sendiri dan orang lain.
*Sigh*
Sepertinya tantangan dari bos gw beberapa waktu yang lalu memang direstui sama Sang Penguasa Waktu, karena nggak lama setelah percakapan 5 menit yang tak terduga diruang meeting itu, gw dapet email dr Haya n team yang nawarin buka booth di Ambassador dengan target yang ehm…agak nggak masuk akal. Not a quick decision to hit, gw timbang-timbang-pikar-pikir, gw tanya ke team n minta pendapat jujur mereka tentang kesempatan ini, gw discuss sm bos n Wulan, gw discuss sm Haya...dan…dalam waktu kurang dr 1 hari plus sedikit nekat, akhirnya gw putuskan untuk ambil project ini.
Awalnya team gw sempet ragu-ragu, karena targetnya agak nggak masuk akal dan mereka terlalu mengandalkan kemampuan SPG . Dengan terbata-bata, gw memberanikan diri untuk menumbuhkan keyakinan mereka bahwa kita bisa melakukannya as a team. Slogan parpol banget sih, tapi ternyata itulah jembatan komunikasi dimana gw pengen banget bisa menterjemahkan visi dan misi company ke visi dan misi team as a part of the company that comes along in a line. Lebai? Idealis? Naif? Sia-sia? Pahlawan kesiangan? Tukang mimpi disiang bolong? You name it. Tapi kesempatan tidak datang untuk yang kedua kalinya (kecuali kita ciptakan sendiri). Gw harus bisa nunjukkin ke mereka bahwa tujuan ini nggak akan berakhir sia-sia dan sesuatu yang dimulai dengan baik , pasti akan berakhir dengan baik, walaupun prosesnya mungkin akan sedikit "nggak baik". Berpartner sama Wulan , gw pengen menumbuhkan keyakinan bahwa project ini cukup pantas untuk diperjuangkan oleh kami berenam. Sinisme dan pesimisme yg ada dalam team pengen gw kikis sedikit demi sedikit walaupun nggak mudah. I just have to do it right so my team will do it better than perfect . Gw melihat angka dalam target hanyalah spesifikasi teknis yang dengan sendirinya akan mengikuti proses yang kami lalui, I will not put my focus on it. Gw percaya sama kemampuan mereka, dan hanya itu yang gw perlukan dalam proses menjadi motivator dan role model project ini dan project2 kami selanjutnya.
Selain itu juga sebetulnya gw berharap bahwa perusahaan nggak menggunakan sistem perhitungan bonus yang nggak jelas spt yang terjadi bulan Februari lalu. Karena kebijakan bonus itu menurut gw agak nggak transparan, dan demotivasi yang muncul dlm diri beberapa orang akan menyebar dengan cepat seperti virus penyakit, and I don’t like it at all. Gw berusaha untuk melihat dari sudut pandang lain, bahwa perusahaan saat ini sedang konsentrasi sama merger. Sebelum SPD 1, semua perhatian akan tertuju pada sistem dan infrastuktur, jadi gw bisa maklum kalo arah kebijakan, sistem perhitungan, harmonisasi peraturan dan apapun yang dikerjain sama orang HR, masih belum final dan belum firm. Tapi apa semua orang punya pemahaman yang sama dengan gw? do they think the way I do? *gasp*
What a merge…
What a project...
What a team…
What a (learning process to be a good) leader…