Rabu, 18 Agustus 2010

Biarlah cintaku melayang jauh…tiada ragu…Akan kuceritakan pada dunia, rasa cinta yang ada…Biar badai datang dan mengguncang hatiku, percayalah kasih, tiada kan terhapus, cintaku…

Lagu lamanya Yana Yulio emang paling pas buat menggambarkan apa yg gw punya buat Nuno. Hati ini nggak berhenti bernyanyi tiap ngliat mukanya. Dan pose manyun bibirnya yang paling bisa bikin gw tertawa. Nuno juga yang bikin gw sampai 5 kali dalam sehari up date status facebook dan twitter, cuma karena gw pengen ngasih tau kepada dunia tentang betapa amazingnya menjadi seorang ibu…Setiap pagi, rasanya nggak sabar untuk segera nemuin dia di RS. Dan setiap mau pulang malamnya selalu mengharu biru nggak rela ninggal dia di kamar isolasi sendirian semaleman…Tapi…berita baiknya adalah besok Nuno boleh pulang. Seharian lagi bersama gw, semaleman lagi begadang bersama gw…dan yang paling penting dalam kondisi sudah sehat!

Haduh nak, ibu kangen banget inih… L

Minggu, 15 Agustus 2010

Daniel Ferenuno Danniswara

4 Agustus 2010.

Buat semua rasa yang ada selama 9 bulan dia didalam perutku, seneng, sedih, gembira, marah, capek, bingung....akhirnya lahir juga si kecil. Melalui persalinan normal yang puji Tuhan aku lewati dengan lancar dan ditemani oleh orang-orang terkasih. Sempet agak sedih juga karena mama papa dan Nia nggak ada disampingku untuk menemani. Lucky me to have my husband beside me, dari awal sampai selesai.
Sakitnya melahirkan....nggak ada apa-apanya dibandingkan perasaan mengharu biru waktu pertama denger suara tangisnya dan ngliat si kecil yang masih biru dan ada darahnya crawling di dadaku. It was my best time in my live ever...

Beberapa hari setelah dia lahir memang masa transisi yang berat...dan jujur aq hampir mengira kalau kena baby blues. Tapi untungnya segera sadar bahwa ini hanya penyesuaian fisik dan kerja hormon tubuh pasca melahirkan dan ritme baru karena ada si kecil yang sebenarnya juga sedang menyesuaikan diri dengan dunia diluar perutku. Jadi, seminggu setelah melahirkan adalah masa perkenalan ulang antara aku dan si kecil , belajar lagi dari awal tentang bagaimana kami harus survive...

Sampai akhirnya sekarang umurnya 12 hari dan dia masih harus stay di rs untuk menjalani bbrp pemeriksaan lagi, karena sakitnya... Hhhh, rasanya kalau bisa pengen diminta aja sakitnya si kecil, supaya aku aja yang sakit. Bounding antara kami masih terlalu kuat dan apa yang dirasakan satu sama lain pasti akan terasa oleh yang lain. Awalnya aku nggak bisa berhenti nangis setiap inget dan lihat dia sakit, tapi begitu ingat bahwa aku harus kuat supaya bisa memberi energi positif untuk penyembuhannya, aku nggak punya pilihan lain untuk bener-bener kuat. Bukan buat diriku sendiri, tapi buat si kecil. Rasanya terlalu egois kalau aku menuruti kesedihanku karena nggak tega liat di dirawat. Jadilah...setiap kali dia ada di pelukanku untuk menyusu, senyum dan perasaan bahagia yang aku coba "transfer" ke si kecil.

Buat aku dia malaikat dan mukjijat, hidup dan segalanya, blood of my blood....
Bisa betah dan nggak berpaling sekalipun harus menatap mukanya 24 jam seharian..