Jumat, 21 Oktober 2011

My maternity leave yang jauh lebih panjang drpd yg ada di UU Ketenagakerjaan :)

Alooohaaaa…Yuhuuuu…!!! ^0^

Apa…. gw sudah bilang bahwa sekarang ini gw sedang maternity leave selama 3 bulan?

Apa…. gw sudah bilang bahwa hari-hari ini gw sedang menanti detik-detik lahirnya anak kedua gw –namanya Fereauclair Danniswara- kedunia?

Apa…. gw sudah bilang bahwa menghabiskan 24 jam bersama anak pertama gw –Daniel Ferenuno Danniswara- akhirnya mengobati waktu yang selama ini ’terbuang’ di kantor seharian? Apa gw sudah bilang bahwa kegiatan ngurus anak dan ngurus rumah ternyata jauh lebih menyenangkan daripada ngurus nasabah dan ngurusin target?

Apa….gw sudah bilang bahwa saat ini gw sedang memantapkan hati untuk jadi ibu rumah tangga dan berhenti jadi wanita karir ?

Apa… gw sudah bilang bahwa ….??

hehehe...banyak yg gw belum bilang yah...ini semua karena waktu yang selalu disita sama rutinitas di kantor.

12 jam di kantor dan kemacetan Jakarta (the moron city that i hate so much), 8 jam untuk istirahat dan tidur, 4 jam untuk keluarga...dalam sehari..? Me time..? Wassalam hehehe....

Tapi dengan cuti panjang 3 bulan, akhirnya gw menemukan secuil harapan untuk kembali mengurusi suami tercinta, dan anak-anak tersayang. Ditambah dengan cuti panjang selamanya...jika memang akhirnya gw memutuskan untuk resign J Yaaaah, kalo kemudian muncul dilema dan pertentangan mengenai keputusan gw untuk berhenti kerja....gw rasa wajar. Gw hanya bisa menyikapinya dengan sewajarnya, karena biar bagaimanapun juga segala sesuatu butuh waktu untuk berproses dan memberi pembuktian. Mungkin aja suatu saat akan ada yang menyalahkan gw atau bahkan gw sendiri menyesali keputusan untuk berhenti bekerja. Tapi, gw nggak akan pernah tau sebelum mencoba. Kalau suatu saat nanti gw harus jatuh dan sakit, let it be.

Hahaha, kok jadi serius gini sih omongannya?? Ya ya, memang bukan sebauh keputusan kecil dalam hidup gw. Hampir sama ketika gw memutuskan untuk menikah dulu. Bedanya...dulu gw nggak punya orang lain untuk jadi orientasi dan dasar keputusan gw, alias konsekuensi ditanggung penumpang alias diri sendiri. Kalo sekarang, gw harus mempertimbangkan keluarga, suami dan terutama anak-anak gw.

Toh....semua ini gw lakukan untuk mereka bertiga kok. Karena by the end...ya...keluarga lah yang kita punya... Jadi... apa...gw sudah bilang bahwa.....sebenernya post ini nggak penting-penting amat?? hahaha....