Selasa, 27 Juli 2010

Pindahin aja!

Hari ini seneng deh ada artikel di kompas.com, yang ditulis oleh seorang dosen Atma Jaya Jogjakarta tentang ide pindahin ibukota dan pemerintahan Indonesia keluar Jakarta.
Ternyata da juga masyarakat "outer" Jakarta yang peduli sama ibukota negri ini yang ibarat orang sakit kanker, harus sudah diamputasi supaya nggak merembet ke organ tubuh yang lain (walaupun agak telat juga...).
Pindahin ibukota...
Pindahin pemerintahan dan departemen-departemennya...
Stop pembangunan mall, tower dan universitas / institusi pendidikan...

Waktunya otonomi daerah Jakarta yang sudah kebablasan ditangani dan diambil alih sama pusat, untuk segera DIAMPUTASI saja penyakit kemacetan yang sudah parah ini :)

Wah, jadi nggak sabar untuk segera debat kusir sama temen gw yang kerja di Dephub nih, pasti bakal seru obrolannya. Secara dia ngrasa udah kerja sampe kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala ngerjain blueprint masterplan Jakarta dimasa yang akan datang, masiiiih aja kerjaannya gw celain hehehee...sorry to say ya.... :D




Selasa, 20 Juli 2010

Gosip

Pertanyaan besar dikepala gw….

“Kenapa bergosip membicarakan si A si B dan si C itu terlihat menyenangkan sekali…?” Nampak nggak bisa berhenti, dan makin dikomporin sama temen rasanya makin seru…! Apa lagi kalau yang diomongin itu orang yg kita kenal dab ada disekitar kita, rasanya puasss ngomongin dia dengan segala kejelekan atau peristiwa yang baru saja dia alami.

Sejak awal masuk kerja 4 tahun yang lalu, doktrin anti ngomongin orang di kantor adalah yang berusaha ditanamkan oleh mama didalam kepala. Sampai saat ini, gw rasa tingkat keberhasilannya 90%. Makanya kalau di kantor gw cenderung diem dan terkenal ‘autis’ ya..wajar saja. Dan biar saja. Gw lebih nyaman makan siang sendiri, atau asik sama bb dibanding kumpul2 ngomongin orang. Rasanya berat aja ngebayangin gimana kalau qta ada di posisi yang sedang diomongin. Kalau yang diomongin bagus sih nggak papa, itu justru berkat. Tapi kalau yg diomongin kejelekan dan hal-hal yg belum tentu bener alias gosip...kan males banget dengernya. Lebih males lagi klarifikasi.

Jujur saja lingkungan disekitar gw justru rentan sama dunia pergosipan. Ibaratnya, tembok aja ikutan ngobrol dan punya kuping. Jadi nggak heran kalau dalam sehari gw bisa denger bbrp gosip siar siur melambai-lambai yang tentang si A yang begini atau si B yang begitu. Capek sendiri dengernya. Hhhh, dengernya aja capek apalagi ngomonginnya, dibayangin aja udah capek...

Eits...tapi tunggu dulu ya, gw bukan berarti nggak pernah ikut gosip sama gossipers yang ada. Sekali dua kali kalo sedang mingle sama bbrp orang, keluar juga celetukan dan komentar ttg gosip yang sedang dibicarakan. Namanya juga perempuan, dan saya hanya manusia biasa. Sekali dua kali pernah juga kepancing untuk ngomongin orang dan berkasak kusuk dibelakangnya. Lagian gw juga bukan mahkluk anti sosial. Awalnya memang asik, walaupun setelah itu rasa nyeselnya setengah mati mendera karena feel guilty :) Apa hak gw ngomongin dia orang...? Udah gitu yang diomongin belum tentu benar dan hal yang jelek2 lagi. Prasangka dan opini kan nggak bisa dibantah. Begitu muncul dikepala seseorang, ya muncul aja. Nggak ada yang bisa mencegah seseorang untuk berpendapat. Kalau lagi inget kayak skrg ini, rasanya nyesel banget deh pernah ngomongin orang. Sekalipun gw tau yang gw omongin bener dan diamini oleh banyak pihak, tapi ttp aja kalau ngomongin orang lain, nyesek sendiri rasanya....

Gw yakin gw juga pernah jadi bahan omongan orang (GR? Nggak juga. Gossipers selalu punya bahan bergosip mulai dari yang penting sampai yang nggak penting untuk dibicarakan dan dibumbui sehingga menjadi obrolan yang ”menyenangkan”). So what...? Siapa menanam padi akan menuai padi , nggak mungkin menanam duren menuai rambutan khan...? J

Terkadang dengan diam, nilai kita justru bertambah. Saat dimana bicara kita tidak lebih bernilai dari diam, itulah saatnya kita harus belajar untuk mendengarkan.

Rabu, 07 Juli 2010

9.29 am
looking @ the street from the 25th floor.
Ditemenin ice tea dan jasmine aroma teraphy --> berusaha relax.
Hari ini gw nggak ngantor (Cuti satu hari ya bos!).
Badly need a rest for me and my baby, soalnya 2 minggu ini terakhir kerjaan gw kayak setrika, Atma-sudirman-bellagio. Kalo nggak lagi hamil tua bulan ke-9 sih gw jabanin dah muterin jalanan Jkt. Berhubung harus menjaga kesehatan untuk persiapan kelahiran....so here I am. Berdua sama baby yang masih di perut dan ditendang-tendang dengan kerasnya. Cant hardly wait the day for you to come son :)

Hokey....
Jadi begini...
Semalem pas sosialisasi office channeling ib, dari barisan belakang banking hall, gw mengamati orang-orang yang dulu pernah satu team sama gw, yang sekarang sudah nggak satu team dan yang sekarang satu team sama gw. Berhubung duduk di belakang, jadi semua kelihatan lah pada ngapain aja. Sambil asik sendiri dengan bb, gw berfikir.
Will I stand until this time , if they're not with me...?
Tapi pertanyaan itu dengan cepat ditepis sendiri oleh pikiran gw, bahwa semua ini adalah karena perjuangan dan hasil kerja gw. Bukannya tidak menghargai arti kelompok, tapi ternyata memang selama ini yang diutamakan adl hak pribadi terlebih dahulu.
Ternyata idelaisme yang "dulu" itu hanya bertahan dua tahun :D Is it bad??? Not at all! Justru ada shifting cara berfikir yg pasti akan mempengaruhi sikap gw. Dan thanks God, gw mengalami hal "itu" sekarang, bukan nanti setelah keadaan menjadi semakin parah. Hah...jadi inget post sekitar Mei 2009, waktu awal2 merger... nangis darah....

Ternyata nggak perlu jadi terlalu idealis di tengah arus deras perubahan... lama2 mati kecapekan jadi pahlawan siang bolong. Nggak lagi2 deh gw pasang speed kenceng, menerapkan aturan dengan ketat, baik untuk diri sendiri , maupun terutama- untuk orang lain. I can't control others right? Everyone has a full responsibility to drive their own vehicle, decide where it going to, control the speed, bla bla bla.
I'd prefer to keep my vehicle slow, but every part is under my damn control :) dari pada jalan cepat tapi semuanya diluar kendali gw, dan lingkungan disekitar gw malah menjadi semakin asing...?
Sekarang ini, cukup bertanggung jawab terhadap dua orang anak buah -seperti yang bisa dilihat di foto yg diambil tadi malam-, dan sedikit kontrol ke dua kantor kas...sebelum cuti panjaaaaang....

Rasanya gw sudah bisa membaca di kecepatan berapa kendaraan yg gw setir harus berjalan. Sedikit penyesuaian, gw yakin gw bisa.... :D