Senin, 25 Mei 2009

Pita Hitam di Lengan Sebelah Kiri

11.21 pm
Muup...lagi-lagi tentang kantor kantor dan kantor...
Urusan merger emang bikin kisruh di dalam kepala hanya bisa di redam dengan blogging...

Hari ini beberapa orang di kantor mengenakan pita hitam di lengan sebelah kiri sbg tanda solidaritas buat temen-temen di serikat kerja untuk ”perjuangan” atas kebijakan harmonisasi grade pasca single platform day one.
Shocking but true.
Kali ini dengan jelas gw melihat kekecewaan bbrp karyawan karena kebijakan mengenai harmonisasi ini dinilai nggak fair. Banyak yang kecewa dan iri karena ada satu dua orang yang menerima ”lebih” dari yang lain. Dan penjelasan mengenai kenapa hal tsb bisa sampai terjadi ternyata nggak cukup transparan, bahkan penjelasan yang diberikan oleh masing-masing direct supervisor.
Kalimat gw yang pertama terucap adalah puji Tuhan atas gaji bulan ini (bagus gw masih punya penghasilan yang cukup buat beli pulsa dan ngangsur my dark night go jazzy). But then I can only exhale when some of my team did not receive the equal salary and grading adjustment…
Am I did something wrong, for their rating results were came from their previous supervisor? Dan kenapa justru dalam masa kepemimpinan gw, mereka mengalami kekecewaan karena hasilnya ternyata jauh dari yang diharapkan???
For God shake…, apa manajemen nggak sadar bahwa kebijakan mereka sangat besar implikasinya bwt karywan? Apa manajemen nggak sadar bahwa pada waktu merger, kolaborasi tersulit ada di sektor human resource? Seberapa penting sih arti karyawan untuk manajemen saat ini? Kenapa ada yang terima cuma 1 bagian, dan kenapa ada yang terima 3,4 bahkan 5 bagian? Apa manajemen memperhitungkan ini semua dan menyadari bahwa kesenjangan dan ketidakjelasan mereka dalam memformulasikan angka dampaknya bisa menjadi sangat negatif?
*gasp*
Gw nggak mau munafik. Jujur, gw adalah salah satu orang yang dipromosikan. Beberapa peers ada yang lebih baik, ada yang sama, tapi ada juga yang kondisinya kurang beruntung. Persetan dengan peers. Gw jauh lebih concern sama team gw... Ngeliat mereka demotivated karena kebijakan ini , gmn gw nggak terpukul ? Dan bersikap sok positif adalah sebuah kekonyolan bwt gw saat itu. Gw dan beberapa team gw yang dipromosi menanggapi ini semua dengan plain and flat, what so ever dengan merit increase dan penyesuaian grade yang terjadi. Karena tidak seharusya faktor like and dislike personal committee yang menentukan nasib si A jadi lebih baik atau lebih buruk dengan nasib si B. What a pathetic sympathy.
Pulangnya , sambil makan malam gw berfikir...
Gw paling nggak bisa berstrategi untuk meraih sesuatu, gw orangnya apa adanya dan nggak suka neko-neko, apalagi, termasuk untuk urusan kerjaan. Gw lakukan dengan sebaik-baiknya apa yg menjadi prioritas tugas dan tanggung jawab gw. Soal hasil...sudah ada yang ngatur di atas sono, dan gw percaya pengaturan-Nya jauh lebih sempurna dr yang pernah gw bayangkan. Then, kalo ada pertanyaan, ”terus kamu kerja buat apa?” gw akan jawab untuk ”ya untuk kepuasan diri gw sendiri”. Dan kepuasan diri gw terletak dari pride yang muncul saat sebuah pekerjaan terselesaikan oleh kami, yaitu gw dan mereka. My responsibility is to get things done by me and my team.
Dan hari ini, saat melihat team yg demotivasi seperti nggak memiliki tujuan, gw merasa sangat bersalah. Kenapa gw hanya bisa diam dan berusaha menyemangati mereka (dengan konyol dan terbata-bata), tanpa bisa melakukan sesuatu yang nyata yang bisa merubah keadaan menjadi lebih baik? Lalu untuk apa gw ada disitu kalo nggak ada kontribusi yang cukup berarti bwt team gw? Apakah simpati dan tepukan di punggung cukup bisa mengobati kekecewaan karena sebuah sistem yg nggak bener, sementara gw sendiri adalah bagian dari sistem yang ada?

* ini adalah saat yang paling gw benci, saat dimana gw hanya bisa mengeluh tanpa (belum) tau pasti apa yang bisa diperbuat untuk menghenatikan semua keluh kesah ini…*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar