Sabtu, 23 Mei 2009

Jogjanesse...meskipun panas tapi puaaasss !


Jakarta, 10.47
ditemani Last Samurai yang sudah ditonton berkali-kali dan tetap saja menarik untuk ditonton...ada yang tau kenapa?...

Jogja...
beruntung ada libur panjang minggu ini...gw akhirnya punya kesempatan untuk berkunjung kembali ke Jogja setelah sekian lama. Nggak banyak yang berubah. Yang paling kentara cuma perubahan cuaca yang bikin Jogja jadi panas nggak ketulungan. Tapi nggak terlalu ngaruh juga... Hawa dan cuaca panas itu nggak mengurangi segala ndeso dan keramahan Jogja yang ngangenin...dan nggak menghilangkan keindahan dan alon-alon waton kelakon-nya Jogja yang nggak ada duanya.


Di suatu jalan di jogja, gw sempat memperhatikan bahwa motor-motor yg ada ternyata berjalan dengan kecepatan sekitar 50 km/jam. Hohoho, coba di Jakarta, betapa motor-motor itu paling sering bikin orang jantungan karena tiba-tiba nongol tanpa permisi dari sebelah kiri atau dengan santai motong jalur dari kanan tanpa lamu sign. Seandainya pengendara motor di Jakarta tingkah lakunya seperti pengendara motor di Jogja *ngarep*

Overall gw puas karena kemaren ada kesempatan untuk refreshing "sebentar" ke Jogja. Memang cuma 3 hari, tapi cukup mengobati kerinduan gw sama soto pak soleh, salon larisa, batik mirota, malioboro, dan semua sudut kota yang menyapaku bersahabat...hehehe, kayak lagunya KLA yah... Kalau dipikir-pikir, sebetulnya bukan hal-hal besar yang bikin Jogja jadi ngangenin , tapi lebih ke peristiwa sehari-hari yang biasa-biasa aja. Bangun pagi dengan udara segar dan hawa dingin yang bikin kasur dan selimut jadi lebih menarik daripada mandi, airnya yang dingin dan bikin kulit terasa segar seperti baru mandi setelah 1 minggu nggak mandi, suara burung dan gemersik daun di sore hari, suasana santai sore di daerah Kota Baru dan Keraton, saat dimana baru jam 10 malam tapi terasa sudah begitu melelahkan dan pengennya langsung tidur. Waktu yang menurut gw sangat berkualitas karena setiap detik setiap kejadian bisa dinikmati. What a life...
Apaaa ya kalimat yg pas bwt menggambarkan Jogja yang biasa-biasa aja itu..? Pernah nggak sih, lo ketemu sesuatu atau seseorang yang sebetulnya nothing special with it, but somehow u cant take your eyes of it?


Oiya, kulinarinya juga ternyata berkembang dengan pesat. Banyak tempat makan baru untuk makan bareng temen atau keluarga. Makin banyak jenisnya pula. Kalo ada kesempatan untuk stay lebih lama, mungkin next time gw akan coba satu per satu semua warung makan yang ada di Jogja :) Cuma ya tetep aja makanan yang paling dan paling nempel di hati adalah soto daging-nya yang bening. Duh, mana ada soto bening di Jakarta? rasanya itu lho....bener2 mak nyos!
Satu lagi...Gw selalu aja trenyuh kalau sadar sama kenyataan yang satu ini. Jogja itu mengajari gw untuk menghargai "sekarang dan saat ini". Orang-orangnya, ritme hidupnya, suasananya, semua membuat waktu seolah berhenti karena ingin dirasakan setiap detik. Nggak ada terburu-buru, semuah ramah dan bersahabat, setiap sudut seperti punya roh sehingga walaupun Jogja nggak sedinamis Jakarta, tapi ada sesuatu "bergerak" yang membuatnya kota ini terasa hidup dan bernyawa.
Thats why gw selalu berasa "nyambung" di Jogja.

Ntahlah... Gw selalu saja gagal menjelaskan alasan logis dibalik daya tarik Jogja. Walaupun pernah ada yang bilang, "sekali kamu pernah tinggal di Jogja, kamu pasti akan minta balik tinggal di Jogja lagi."
Mungkin....
Mungkin karena gw ngerasa ada persamaan antara gw sama Jogja : sederhana dan apa adanya :p Hahaha, dasar jaka sembung. Tapi ya memang begitulah.

Jogjanesse, panas tapi puas!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar